Brigjen Krishna Murti Naik Pangkat, Dulu Populerkan Istilah 'Turn Back Crime', Apa Artinya?

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 16 Oktober 2022 | 15:37 WIB
Brigjen Krishna Murti Naik Pangkat, Dulu Populerkan Istilah 'Turn Back Crime', Apa Artinya?
Suasana sosialisasi program 'Turn Back Crime' di car free day Jakarta. (suara.com/Muhammad Ridwan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Brigjen Krishna Murti jadi populer lagi seiring pangkatnya yang dinaikkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Mabes Polri.

Krishna Murti dulu jadi perbincangan saat mempopulerkan istilah 'Turn Back Crime', lalu seluruh anggota Bareskrim Polda Metro Jaya menggunakan istilah tersebut.

Diketahui, istilah 'Turn Back Crime'  ini dipopulerkan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti saat menangani aksi teror yang terjadi di Jakarta.

Moto 'Turn Back Crime' sendiri memiliki arti memerangi dan melawan kejahatan terorganisir, dan merupakan program dari Interpol sejak tahun 2014 lalu.

Baca Juga: Siapa Aipda HR? Oknum Polisi yang Coret Mako Polres Luwu 'Sarang Korupsi'

Kemudian, setahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2015, moto tersebut mulai dikampanyekan di seluruh dunia, termasuk kepolisian Indonesia pada tanggal 5 Juni 2015.

Kejahatan yang diperangi oleh 'Turn Back Crime'  ini diantaranya yaitu berkaitan dengan barang dan obat palsu, kejahatan siber, serta phedofilia.

Lantas, seperti apa asal usul dari istilah 'Turn Back Crime' yang dipopulerkan oleh Brigjen Krishna Murti tersebut? Simak informasi lengkapnya yang telah Suara.com rangkum dari berbagai sumber, berikut ini.

Asal Usul Istilah  'Turn Back Crime' 

Diketahui, istilah  'Turn Back Crime' menjadi booming setelah terjadinya peristiwa pengeboman di dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada awal bulan Januari tahun 2016.

Baca Juga: Lika-liku Karir Krishna Murti, Populerkan 'Turn Back Crime', Pernah Ditikung Ferdy Sambo, Kini Menang Jadi Jenderal Bintang Dua

Dalam peristiwa tersebut, tim kepolisian Daerah Metro Jaya terjun ke lokasi mengenakan kaos polo berwarna biru dongker bertuliskan  'Turn Back Crime'  di dada kanan.

Ditambah pantalon kargo berwarna khaki, dan low top sneakers berwarna senada. Dengan pistol yang teracung, mereka berlari untuk memburu penembak dan pelempar bom yang menewaskan empat orang dan puluhan orang luka-luka tersebut.

Pada saat itu, warganet di media sosial juga sempat mengunggah penampilan Direktur Reserse Kriminal Umum, Krishna Murti serta anggotanya, Teuku Arsya Khadafi yang penampilannya dinilai gagah layaknya polisi-polisi dalam tayangan film di luar negeri.

Usut punya usut, ternyata seragam tersebut adalah bagian dari  'Turn Back Crime'  atau TBC. Hal tersebut merupakan program International Criminal Police Organization biasa dikenal dengan Interpol untuk mengunggah kesadaran masyarakat melawan kejahatan terorganisasi di sekeliling masyarakat.

Di Indonesia sendiri, TBC ini diluncurkan pada bulan November 2015 lalu, hal tersebut bertujuan untuk merangkul masyarakat kota, busananya pun “melebur” dengan lingkungan sekitar.

Mengutip dari berbagai sumber, Ajun Komisaris Besar, Eko Hadi Santoso, Kepala Sub-Direktorat Reserse Mobil Polda Metro Jaya menyebut  bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti hanya membutuhkan waktu dua hari untuk menentukan seragam baru tersebut.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI